Lindungi Keluarga, Cegah Demam Berdarah Dengue di Rumah

Cuaca kini tidak bisa di prediksi, meski sekarang masuk musim penghujan namun Terik panas matahari seringkali mendadak muncul. Semenjak punya gelar ibu, banyak sekali yang harus dijaga, salah satunya termasuk kesehatan keluarga, suami dan anak-anak ku harus terawat dan terjaga kesehatanya agar kami dapat bertumbuh kembang sehat Bersama.

Beberapa minggu lalu terdengar kabar ada anak tetangga dilarikan ke rumah sakit karena terinfeksi DBD, sayangnya dilingkungan tempat tinggal saya kasus ini tidak di informasikan kepada warga sekitar, paling tidak tujuanya agar warga lebih aware lagi mencegah DBD dilingkunganya, minimal dimulai dari rumah. Penyakit musiman seperti DBD saat ini kasusnya sedang meningkat dan pada anak-anak paling banyak terkena dampaknya, sebagai ibu ada rasa khawatir dan ingin melindungi, apalagi kedua anak ku sudah mulai sering bermain keluar rumah. Karena tahu betapa mengerikanya DBD ini ada beberapa Upaya sederhana saya dalam Lindungi Keluarga, Cegah Demam Berdarah Dengue di Rumah.

Yukk kita update info bersama tentang Demam Berdarah Dengue. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular akibat virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue. Beberapa tahun belakangan di Indonesia sedang mengalami lonjakan kasus demam berdarah, umumnya menyebar di daerah iklim tropis. Terkena DBD bisa terjadi pada siapa pun tanpa mengenal status, jenis kelamin, dan usia. Demam berdarah paling sering menyerang selama dan setelah musim hujan, di area-area tropis dan subtropic.

Dalam mengantisipasi pencegahan DBD 3M saja tidak cukup, apakah kalian sudah pernah dengar gerakan #Ayo3MPlusVaksinDBD? #Ayo3MPlusVaksinDBD adalah Gerakan yang  dilakukan dalam upaya pencegahan DBD ini? Terdiri dari apasajakah itu?

1.      Menguras penampungan air Menguras penampungan air merupakan kegiatan membersihkan tempat seperti bak mandi, kendi, drum dan sebagainya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok, untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini perlu dilakukan setiap hari untuk mencegah DBD guna memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama enam bulan.

Perlu di ingat nyamuk senangnya pada air yang bersih. Itu ada pada penampungan-penampungan air hujan, jadi kalau hujannya tidak terus-menerus malah bisa tertampung kemudian nyarang lagi. Itu justru yang berbahaya.

 

2. Menutup tempat penampungan air Kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum, dapat menghindari nyamuk berkembang biak. Menutup dapat diartikan pula sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah, agar tidak membuat lingkungan semakin kotor yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

 

3. Memanfaatkan kembali barang barang bekas Memanfaatkan kembali barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), juga disarankan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Pasalnya, nyamuk tersebut senang hidup di tumpukan barang atau sampah di sekitar rumah. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk Menggunakan obat anti nyamuk Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi Gotong Royong membersihkan lingkungan Periksa tempat-tempat penampungan air Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar Menanam tanaman pengusir nyamuk

Plus Melakukan pemberantasan jentik nyamuk di lingkungan sekitar, hindari gigitan nyamuk dengan memakai anti nyamuk oles

Vaksin Demam Berdarah sebagai salah satu upaya membangun kekebalan terhadap virus demam berdarah. Indonesia, menjadi tempat yang sangat nyaman untuk nyamuk lantaran temperaturnya hangat, dan kelembapannya sesuai bagi nyamuk untuk bisa bertelur. Sehingga, tindakan pembersihan sarang nyamuk menjadi hal utama yang harus dilakukan.

Demam berdarah merupakan salah satu kasus penyakit yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi (PD3I). Vaksinasi demam berdarah saat ini telah mendapat rekomendasi untuk anak dan dewasa oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Saat ini vaksinasi demam berdarah dapat diberikan pada setiap orang dengan rentan umur 6-45 tahun dengan anjuran dari dokter.

Vaksin Demam Berdarah di Indonesia

Sepertinya masih banyak orang yang belum mengetahui tentang vaksin ini, salah satunya saya yang baru mendapatkan insight baru tentang DBD saat adanya blogger gathering beberapa waktu lalu. Kita bisa melalukan konsultasi ke tenaga Kesehatan terdekat untuk mendapatkan perlindungan yang menyeluruh dari DBD melalui vaksinasi, dan cari tahu informasi sebanyak-banyaknya agar kita dan orang-orang terkasih dapat terlindungi dari bahaya DBD yang mengancam!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3G ( Gold, Glory, Gospel )

Ketika Pria Meminta Bukti Cinta Dengan MAKING LOVE

Menghafal Tabel Periodik dengan Mudah