Riri Restiani

Hobi saya ngeblog, saya juga aktif di sosial media, saya ingin bisa membuat konten yang menarik dan informatif dalam ilustrasi sebuah gambar, karna menurut saya teks tanpa gambar sepertinya ada komposisi yang kurang. Akhir-akhir ini saya juga mulai tertarik membuat konten video yang berkualitas untuk mengisi channel di Youtube saya. Sayangnya laptop yang saya punya sekarang ini sudah tak bisa diandalkan lagi seperti dulu, sering mendadak ngehang dan lemotnya suka bikin naik darah, susah diajak kerjasama saat dikejar deadline. Dengan begitu membuat saya semangat nabung untuk miliki laptop idaman yang mendukung hobi saya, dilihat dari kebutuhan ini, saya ingin sekali beli laptop yang spesifikasinya bisa muat banyak data, ketahanan baterainya tahan lama, ringan, tampilanya simpel dan elegan, pokoknya yang bisa menunjang buat pekerjaan dan hobi saya. Sayangnya uang tabungan untuk beli laptop idaman belum juga cukup, dan sayapun memilih bersabar untuk membelinya, sampai pada beber

Dari dulu saya sering bingung setiap menyaksikan pertandingan olahraga, siapa sih yang mencatat waktu para atlet yang sedang bertanding itu? begitu cepat dan hebat, gak mungkin dong dihitungnya pakai stopwatch, seperti cara perhitungan guru olahraga saya mencatat waktu saat praktek disekolah dulu. Dalam pertandingan olahraga perhitungan waktu sangatlah penting, apalagi untuk menghitung waktu atlet yang pertandinganya kelas Internasional, pencatat hitungan waktu harus akurat. Seminggu yang lalu tepatnya tanggal 19 Agustus 2018, Akhirnya kebingungan saya selama ini terjawab, saya senang bisa hadir di acara Tissot Official Timekeeper Asian Games 2018 sekaligus menandai perayaan ke-20 sejak Tissot pertama kali menjadi Timekeeper di Asian Games di Bangkok, pada tahun 1998, acara yang saya hadiri ini di adakan di Hotel Mulia, Jakarta. Siapa sih yang tidak tahu Tissot? sebuah Jam tangan branded dari Swiss. Tissot memiliki logo tanda plus yang menjadi simbol kualitas buatan Swiss y

Siapa sih yang gak mau punya perangkat mewah sekelas Apple? saya sih mau banget! sekarang sih bukan gak mampu kebeli, tapi seringkali kepikiran bagaimana kalau rusak? duh terbayang deh biaya servicenya mahal banget, merasa agak trauma gitu. Jadi sebenarnya dulu itu saya pernah punya HP iPhone 4 duhh ini HP jadul parah yah, tapi sih keren saat jamanya dulu, haha Masih dipakai? Udah enggak, sebab iPhone ini mendadak rusak susah dapat sinyal terus, sehingga bikin  baterainya yang penuh jadi cepet habis, untuk penyelamatanya saya sudah mendatangi beberapa tempat service HP di salah satu Mall dekat rumah, yang bikin sedih adalah biaya service dan ganti sparepart muaaaahaalll! belum lagi ketidak jelasan garansi yang diberikan tempat servicenya itu gak meyakinkan, duh enggak deh. Secara saat itu saya kan masih jadi anak kuliahan kebutuhan juga lagi banyak-banyaknya, yasudahlah akhirnya iPhone ini buat kenang-kenangan aja. Beberapa waktu lalu adik sepupu ngeluh kalau iPhone nya sering

Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 kembali hadir, berada di ICE BSD mulai 4 Agustus hingga tanggal 14 Agustus mendatang. Dalam acara ini menjadi ajang adu teknologi, tiap produsen mobil memperkenalkan teknologi terbaru dari tiap jenis baru mobilnya, ada ratusan pelaku pendukung otomotif juga hadir. Wuling e100, Mobil Listrik Mungil yang Menarik Hati Wuling Indonesia kembali memperkenalkan mobil baru. Meski belum resmi dijual di Indonesia, ada dua mobil asal pabrikan Tiongkok ini cukup menarik perhatian, yang baru diperkenalkan Wuling, yaitu mobil Wuling SUV dan Wuling E100, mobil ini merupakan kendaraan listrik. Dua mobil mungil dengan warna cerah terparkir di booth wuling sangat menarik hati pengunjung, yang membuat semua mata ingin mendekatinya seolah membuat rasa penasaran pada mobil listrik ini. Penjualan mobil listrik ini di China, tempat asalnya sangat laris manis. Berkembang dalam kurun waktu lima bulan atau Januari-Mei 2018, penjualanya tembus

Pendidikan sangat bermanfaat dan berpengaruh besar pada kehidupan seseorang, dengan mendapatkan pendidikan tentu kita memiliki nilai moral dan ilmu pengetahuan yang lebih baik, sayangnya tidak semua orang bisa mendapatkan pendidikan yang layak, besarnya biaya pendidikan menjadi salah satu faktor utama terhentinya pendidikan di Indonesia. Adapun subsidi bantuan pendidikan dari pemerintah masih belum tersalurkan dengan baik, pemerataan pendidikan belum terwujud bagi mereka yang tinggal di pelosok daerah yang sulit dijangkau. Dibawah ini ada beberapa faktor penyebab pendidikan terhenti ditengah jalan, yaitu: Faktor ekonomi sulit Kurangnya kesadaran bahwa pendidikan itu penting Kurangnya semangat dan motivasi dari keluarga, tertanamnya mindset pada orang tua yang menganggap untuk apa sekolah lebih baik bekerja dan membantu orang tua Lokasi sekolah jauh dari rumah Minimnya SDM Pergaulan Negativ Lingkungan masyarakat Program Beasiswa SCG Sharing the Dreams Begitu banyak kesemp