Yuk, Bersama Kita Cegah Disabilitas karena Kusta!
Morning guys, mau share info nih, beberapa waktu lalu saya ikut menyimak talkshow ruang publik KBR, lagi-lagi temanya tentang KUSTA, karna inilah upaya dalam memerangi KUSTA di Indonesia. Semua penyakit kusta cenderung bisa meyebabkan disabilitas (cacat) jika orang dengan kusta tidak diobati serta luka yang ditimbulkan tidak ditangani dengan baik. Terdengar mengerikan ya, padahal dulu penyakit ini dianggap penyakit biasa, ternyata ya memang penyakit ini semengerikan itu, sayangnya KUSTA penyakit yang sering terabaikan, yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Program KBR ini sangat bagus, memperluas wawasan kita terkait tentang penyakit kusta.
Pada talkshow kali ini narasumbernya ada Dr.dr. Sri Linuwih Susetyo, Spk selaku Ketua Kelompok Studi Morbus Hansen (Kusta) Indonesia PERDOSKI dan bapak Dulamin, selaku Ketua kelompok perawatan diri (KPD).
Mengapa orang kusta sangat erat kaitanya dengan disabilitas?
Persepsi yang salah membuat orag dengan kusta dianggap disabilitas (cacat) artinnya ketidak mampuan mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Kuman pada penyakit kusta menyerang syaraf sipenderita, yang bisa meyebabkan mati rasa, kelumpuhan, Jika penderita kusta telah terserang mati rasa, saat penderita kusta memiliki luka sering kali luka tersebut tidak terasa sakit, seolah tidak terjadi apa-apa maka sipenderita menggapggap luka biasa karna tidak sakit, harusnya segera diobati. Tapi ternyata jika dibiarkan luka tersebut akan mengenai jaringan yang lain, termasuk tulang untuk jadi cacat, atau kelumpuhan, bisa llumpuh lalyu atau kaku, dan menyerang kulit.
Tidak disadari kalau terkena kusta karna mati rasanya, sehingga pasien tidak berupaya cari pengobatan, jika tanpa pengobatan berlanjut terus akan berujung kecacatan.
Gejala awal yang mudah di deteksi sakit kusta adalah, munculnya bercak putih / merah pada kulit yang mencurigakan dan mati rasa, hal ini sederhana namun harus diwaspadai, bercak ini bisa saja muncul hanya satu, tapi bisa juga keseluruh tubuh, jika menemukan ini di tubuh, segeralah mengecek ke dokter atau faskes terdekat untuk memastikan ini kusta atau bukan, apalagi juka sudah diobati dengan berbagai salep tapi tidak ada perbaikan kulit, itu patut dicurigai. Bagian paling beresiko disabilitas berada pada tangan, kaki, dan mata.
Penularan Kusta antar manusia, Orang sehat akan mudah tertular dari penderita kusta yang memiliki banyak kuman (Multi basiler) dan belom terobati (Kusta Tipe Basah), namun penyakit ini juga berpatokan pada antibodi manusia, jika antibodinya lemah sangat mudah menular dari si penderita kusta tersebut. semua kusta akan jadi cacat jika ada kerusakan pada syaraf, dan penyakit yang tidak diobati. Dalam penelitian WHO, jika penderita kusta sudah diobati kita boleh berinteraksi dengan mereka sebab tingkat penularanya sudah berkurang.
Apa saja kegiatan kelompok perawatan diri (KPD)?
KPD beranggotakan 20 orang, dengan latar belakang mereka yang orang yang pernah mengalami kusta. Mereka membantu menerapi, mengobati luka pada penderita Kusta, orang dengan kusta pasti ditandai dengan adanya luka, lukanya mirip seperti kapalan, penebalan kulit, jika diterapi oleh KPD luka akan bersih, caranya dengan yg punya luka merendam luka tersebut sekitar 20 menit, kemudian diangkat dan digosok dengan menggaunakan batu apung, penebalan luka kulit akan berangsung menipis dan hilang. KPD saat ini hanya ada di Kec. Astanajapura Cirebon saja, besar harapan KPD bisa berkembang di kecamatan yang lain, tujuanya agar mencegah adanya disabilitas karna kusta.
Sudah ada 30 orang yang ditangani oleh KPD, saya salut dengan bapak Dulamin, ternyata beliau juga berlatar belakang orang yang pernah mengalami kusta, ia sharing pengalamanya saat mengalami KUSTA, diawal ia mengalami bercak pada kulit di bagian punggung, pada saat melakukan pengobatan di faskes terdekat berobat ke dokter umum dikatakan ia mengalami penyakit kulit biasa, bukan kusta. Namun ternyata selang 2 tahun lamanya berobat ke puskesmas ia dikatakan keterlambatan berobat sehingga menimbulkan kecacatan pada jari-jari tanganya. Karna keinginanya untuk sembuh sangat besar ia berjuang sembuh selama satu tahun lamanya dengan rutin juga minum obat yang tidak boleh lupa, sebab jika lupa sekali pengobatan minum obat akan diulang. Harapanya pa Dulamin pemerintah semaksimal mungkin mengedukasi masyarakat tentang penyakit kusta dan memudahkanya untuk berobat.
Kusta bisa disembuhkan, jangan telat, disabilitaspun terhindarkan.
Komentar
Posting Komentar