Mengobati Sakit Kusta di Tengah Pandemi

Pandemi belum juga berakhir, 

Dalam rangka memperingati hari dokter nasional 24 Oktober lalu, KBR menggelar talkshow secara online dengan narasumber dokter berkompeten, membahas pengobatan penyakit kusta.

Jumlah dokter di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah masyarakatnya, belum lagi dampak pandemi nyebabkan banyaknya tenaga medis yg berguguran, 
Pandemi membuat layanan kesehatan tidak optimal, salah satu kelompok terdampaknya pasien kusta, yang mana pada beberapa kasus putus obat dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Hal ini mengakibatkan data angka kasus baru menurun karna terhentinya melacak, namun kasus semakin parahnya penderita kusta malah meningkat.

Dalam talkshow ini para dokter menjelaskan bagaimana cara berikan pelayanan optimal dalam menangani kasus yang terabaikan, penyakit kusta ditengah pandemi.
Narasumber acara ini:
Ada dr.Ardiansyah, selaku pengurus ikatan dokter Indonesia.

dr. Udeng Daman, selaku teknikal advisor NLR Indonesia.
Dokter Ardy

Menurut dr. Udeng, kusta merupakan penyakit menular, namun bisa dicegah penularanya dengan hidup sehat dan bersih. Cirinya adalah, adanya gangguan fungsi pada saraf, kelainan kulit, mata dan deformitas pada anggota gerak.

Penyakit kusta dapat disembuhkan, dengan menjalani minum obat, dengan obat yang disebut MDT (Multi-Drug Therapy). Untuk tipe paucibaciler (PB) perlu waktu 6 bulan, sedangkan tipe multibaciler (MB) lebih lama, yaitu sekitar 1 tahun.

Penderita kusta yang diobati dini sebelum timbulnya cacat, akan sembuh sempurna. Selain itu edukasi juga diperlukan. Misalnya, mengedukasi agar penyandang kusta menjaga kelembapan kulit sehingga tidak mudah terluka, dan menggunakan alas kaki ke mana pun untuk mencegah luka pada kaki.

Kusta yang dalam pengobatan tidak berisiko menularkan kuman Mycobacterium leprae, sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Hal ini karena satu kali saja minum obat, kuman di dalam tubuhnya akan kehilangan kemampuan untuk menularkan kepada orang lain.

Pengobatan ini memiliki angkat keberhasilan hingga 99,9 persen. Obat-obatan ini juga disediakan pemerintah secara gratis, sehingga dengan mudah didapatkan di seluruh Indonesia.

Penderita kusta dapat memerikasakan dirinya ke puskesmas, dr Ardiansyah juga menegaskan para dokter untuk meningkatkan aware pada penyakit ini.

Meski kusta penyakit yang menular, para dokter tidak gentar dalam mengobati pasien.

Terima kasih para dokter dan nakes, berjuang keselamatan banyak orang.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

3G ( Gold, Glory, Gospel )

Ketika Pria Meminta Bukti Cinta Dengan MAKING LOVE

Menghafal Tabel Periodik dengan Mudah