Buku Dunia Yohana, Inspirasi dari Ufuk Timur
Seminggu yang lalu tepatnya tanggal 17 Oktober 2019 saya hadir di peluncuran buku dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, buku itu berjudul Dunia Yohana Inspirasi dari Ufuk Timur, buku biografi tentang Ibu Yohana Yambise, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Buku ini sukses ditulis oleh Yudhistira ANM Massardi yang telah mengeksplorasi kisah nyata dari sosok Ibu Yohana Yembise, biografi di mulai dari hal sederhana keseharian Ibu Yohana sebagai dosen, menjadi ibu dari tiga anak, cerita awal mulanya beliau terpilih menjadi Menteri Perempuan pertama dari Papua, serta berbagai kesibukan Ibu Yohana sebagai mentri dalam menangani isu perempuan dan anak Indonesia.
Peluncuran buku ini diadakan di Gedung Sapta Pesona Jakarta, yang dihadiri oleh M. Ali Taher selaku ketua komisi 8, Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata, kak seto, tamu undangan dari Afghanistan, dan juga Peter Parangga selaku Ketua Dewan Adat Papua yang dihormati. Peluncuran buku ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh semua tamu acara, menampilkan juga tarian khas daerah Papua, kemudian diisi dengan talkshow yang acaranya dipandu oleh Prita Laura, Jurnalis Metro TV.
Diawal sesi talkshow, ternyata Prita Laura sendiri pernah merasakan langsung pengalaman dan kesan yang mendalam terhadap ibu Yohana Yembise saat kunjungan bersama ke Afganistan.
Pergi ke Afganistan tak semudah yg dikira, untuk mengunjungi negara penuh konflik ini butuh proses ijin yang panjang serta berkat kenekatan beliau akhirnya tercatat dalam sejarah bahwa Ibu Yohana Yembise adalah pejabat Indonesia yang pertama berkunjung ke Afghanistan, setelah 58 tahun yang lalu, kunjungan terakhir dilakukan pemerintah Indonesia oleh Presiden Pertama Sukarno pada tahun 1961. Setelah kehadiranya Ibu Yohana di negara tersebut memberikan inspirasi bagi kepemerintahan Afghanistan.
Mendengar cerita langsung dari Ibu Yohana, saya semakin kagum bahwa beliau memang sumber inspirasi wanita Indonesia, semangat dan kegigihanya harus diacungi jempol.
MAMA YO, adalah sebutan untuk Ibu Yohana dari anak Indonesia.
Asal muasal panggilan MAMA YO adalah memang diajarkan anak-anak oleh deputinya dalam kementrian, namun nama tersebut memang cocok untuknya, karna memang posisi beliau sebagai mentri yang ditempatkan sebagai ibu bagi seluruh anak-anak di Indonesia.
Sebelumnya saya hanya mengetahui tentang ibu yohana ini melalui pemberitaanya saja, namun kali ini rasanya jadi mengenal lebih dekat oleh ibu Yohana, banyak hal yang kita belum ketahui tentang beliau.
Bermula dari adanya pertanyaan saat sesi tanya jawab, apa yang ibu ceritakan ke cucu-cucu ibu suatu saat nanti atas pengalaman ibu menjadi mentri?
Ibu yohana menjawab: "Saya belum punya cucu dari ketiga anak perempuanya, mungkin jika disini single ada yang berkenan hubungi saya", sambil tertawa gurau. para hadirin juga tertawa
Anak saya semuanya sibuk dan sangat mandiri, mungkin itu yang membuat mereka belum bisa kasih saya cucu, lanjutnya.
Meski saya belum punya cucu, namun saya ini adalah sosok ibu, sosok nenek untuk semua anak - anak di Indonesia.
Disesi berikutnya, ternyata Ibu Yohana juga di dampingi oleh anaknya, dan ia memberikan pendapatnya pada ibunya itu. Mama maaf bukanya kami belum kasih cucu, namun kami semua belajar dari mama, sehingga kami terlalu mandiri dan bersikap indpendent.
Sontak kami para undangan tertawa dan bertepuk tangan, sayapun jadi ikutan terharu, begitu hebatnya beliau mendidik anaknya.
Adanya buku ini diharapkan bahwa sosok Ibu Yohana Yembise adalah Putri Terbaik Papua, beliau dedikasikan buku ini untuk semua perempuan di Indonesia, khusus nya untuk perempuan di Papua, beliau berharap agar buku ini mampu membawa pesan perdamaian ke tanah Papua dan Indonesia, sekaligus menjadi inspirasi dan motivasi, untuk kembali merajut perdamaian.
Bagaimana? apakah kamu tertarik juga membaca buku ini? sumber inspirasi buat kita semua.
Buku ini sukses ditulis oleh Yudhistira ANM Massardi yang telah mengeksplorasi kisah nyata dari sosok Ibu Yohana Yembise, biografi di mulai dari hal sederhana keseharian Ibu Yohana sebagai dosen, menjadi ibu dari tiga anak, cerita awal mulanya beliau terpilih menjadi Menteri Perempuan pertama dari Papua, serta berbagai kesibukan Ibu Yohana sebagai mentri dalam menangani isu perempuan dan anak Indonesia.
Peluncuran buku ini diadakan di Gedung Sapta Pesona Jakarta, yang dihadiri oleh M. Ali Taher selaku ketua komisi 8, Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata, kak seto, tamu undangan dari Afghanistan, dan juga Peter Parangga selaku Ketua Dewan Adat Papua yang dihormati. Peluncuran buku ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh semua tamu acara, menampilkan juga tarian khas daerah Papua, kemudian diisi dengan talkshow yang acaranya dipandu oleh Prita Laura, Jurnalis Metro TV.
Diawal sesi talkshow, ternyata Prita Laura sendiri pernah merasakan langsung pengalaman dan kesan yang mendalam terhadap ibu Yohana Yembise saat kunjungan bersama ke Afganistan.
Pergi ke Afganistan tak semudah yg dikira, untuk mengunjungi negara penuh konflik ini butuh proses ijin yang panjang serta berkat kenekatan beliau akhirnya tercatat dalam sejarah bahwa Ibu Yohana Yembise adalah pejabat Indonesia yang pertama berkunjung ke Afghanistan, setelah 58 tahun yang lalu, kunjungan terakhir dilakukan pemerintah Indonesia oleh Presiden Pertama Sukarno pada tahun 1961. Setelah kehadiranya Ibu Yohana di negara tersebut memberikan inspirasi bagi kepemerintahan Afghanistan.
Mendengar cerita langsung dari Ibu Yohana, saya semakin kagum bahwa beliau memang sumber inspirasi wanita Indonesia, semangat dan kegigihanya harus diacungi jempol.
MAMA YO, adalah sebutan untuk Ibu Yohana dari anak Indonesia.
Mama Yo siapa yang punya?
Mama Yo siapa yang punya?
Mama Yo siapa yang punya?
Yang punya kita semua
Begitulah lirik lagu yang seringkali dinyanyikan anak-anak untuk Ibu Yohana ditiap kunjunganya dalam acara yang melibatkan anak-anak Indonesia. Asal muasal panggilan MAMA YO adalah memang diajarkan anak-anak oleh deputinya dalam kementrian, namun nama tersebut memang cocok untuknya, karna memang posisi beliau sebagai mentri yang ditempatkan sebagai ibu bagi seluruh anak-anak di Indonesia.
Sebelumnya saya hanya mengetahui tentang ibu yohana ini melalui pemberitaanya saja, namun kali ini rasanya jadi mengenal lebih dekat oleh ibu Yohana, banyak hal yang kita belum ketahui tentang beliau.
Bermula dari adanya pertanyaan saat sesi tanya jawab, apa yang ibu ceritakan ke cucu-cucu ibu suatu saat nanti atas pengalaman ibu menjadi mentri?
Ibu yohana menjawab: "Saya belum punya cucu dari ketiga anak perempuanya, mungkin jika disini single ada yang berkenan hubungi saya", sambil tertawa gurau. para hadirin juga tertawa
Anak saya semuanya sibuk dan sangat mandiri, mungkin itu yang membuat mereka belum bisa kasih saya cucu, lanjutnya.
Meski saya belum punya cucu, namun saya ini adalah sosok ibu, sosok nenek untuk semua anak - anak di Indonesia.
Disesi berikutnya, ternyata Ibu Yohana juga di dampingi oleh anaknya, dan ia memberikan pendapatnya pada ibunya itu. Mama maaf bukanya kami belum kasih cucu, namun kami semua belajar dari mama, sehingga kami terlalu mandiri dan bersikap indpendent.
Sontak kami para undangan tertawa dan bertepuk tangan, sayapun jadi ikutan terharu, begitu hebatnya beliau mendidik anaknya.
Adanya buku ini diharapkan bahwa sosok Ibu Yohana Yembise adalah Putri Terbaik Papua, beliau dedikasikan buku ini untuk semua perempuan di Indonesia, khusus nya untuk perempuan di Papua, beliau berharap agar buku ini mampu membawa pesan perdamaian ke tanah Papua dan Indonesia, sekaligus menjadi inspirasi dan motivasi, untuk kembali merajut perdamaian.
Bagaimana? apakah kamu tertarik juga membaca buku ini? sumber inspirasi buat kita semua.
Komentar
Posting Komentar