Trastuzumab Subkutan, Formulasi Baru Untuk Pengobatan Kanker Payudara
Mendengar kata KANKER membuat saya sedih, mengingat setahun lalu nenek saya berjuang keras melawan kanker dan pada akhirnya kami keluarga harus ikhlas untuk kepergianya. Alm nenek saya menderita kanker rahim, sangat tak terduga ternyata beliau sudah stadium 4 dan tingkat keganasanya yang parah, operasi pengangkatan rahimpun tak menghilangkan sel kanker itu, seandainya saja lebih dulu terditeksi mungkin hiidupnya bisa lebih panjang.
Kanker adalah penyakit yang paling menakutkan, selain kanker rahim yang sering ditemukan pada wanita, juga ada kanker payudara yang menjadi masalah di seluruh dunia. Di tahun 2013, sekitar 1,6 juta kasus baru didiagnosa di seluruh dunia dan lebih dari 500.000 perempuan meninggal karenanya.
Beruntung beberapa hari lalu pada tanggal 11 Juli 2018 saya menghadiri acara peluncurkan formulasi baru untuk pengobatan kanker payudara HER2 (Human Epidermal Growth Factor Receptor 2), oleh PT Roche Indonesia yang bertempat di Westin Hotel. Dari acara ini banyak sekali ilmu kesehatan tentang baru yang saya dapatkan, SADARI kanker Payudara.
Formulasi baru diluncurkan ini dinamakan Trastuzumab Subkutan dan formula ini telah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 23 Mei 2018, formulasi baru ini di klaim dapat menghemat waktu perawatan kanker Payudara HER2-Positif.
Dalam kasus kanker payudara, jika sel kanker hanya ditemukan di payudara dan dapat dioperasi, kanker tersebut tergolong dalam stadium dini. Sekitar 98% pasien dengan kanker payudara stadium dini akan bertahan hidup selama lima tahun jika diobati dengan baik.
Istilah kanker payudara stadium lanjut bisa digunakan untuk kanker payudara yang sudah pindah ke organ tubuh lain (metastasis) atau stadium lanjut secara lokal. Stadium lanjut secara lokal artinya sel kanker telah menyebar dari payudara ke daerah kulit atau dinding dada, tapi belum ke organ tubuh lain yang jauh. Kanker payudara metastatik terjadi saat sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti tulang, hati, paru-paru, dan otak. Penelitian menunjukkan bahwa secara statistik hanya satu dari empat orang terdiagnosa dengan kanker payudara stadium lanjut dapat bertahan hidup 5 tahun setelah terdiagnosa.
Trastuzumab, yang sebelumnya hanya tersedia dalam formulasi infus intravena, adalah obat yang telah digunakan untuk penatalaksanaan kanker payudara HER2-positif, yang diderita oleh sekitar 22,8% dari semua perempuan yang terdiagnosa dengan kanker payudara di Indonesia. Obat ini telah memberikan dampak dalam meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan menurunkan risiko kekambuhan untuk perempuan yang menderita tipe kanker payudara dini tertentu, serta memperbaiki kualitas dan panjangnya hidup perempuan yang menderita kanker payudara stadium lanjut.2,3,4
dr. Binay Swarup, Country Medical Director Roche Indonesia mengatakan, “Persetujuan atas
trastuzumab subkutan ini adalah berita yang sangat baik untuk pasien karena dengan formulasi ini, proses pemberian obat secara keseluruhan menjadi lebih cepat karena waktu pemberian obat yang jauh lebih singkat, menghemat sumber daya tenaga kesehatan, meningkatkan kapasitas penanganan pasien, dan menghemat biaya operasional rumah sakit.”
Formulasi subkutan memberikan kenyamanan lebih bagi pasien dan mengurangi biaya kesehatan secara keseluruhan dibandingkan dengan infus intravena (IV) standar.
Formulasi subkutan diberikan dalam 2 sampai 5 menit, sedangkan formulasi intravena standar memerlukan 30 sampai 90 menit.
Suster dari Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya Zr. Musrini S.ST, yang telah menjadi suster di bidang onkologi dan memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun menangani, membantu pasien kanker, mengatakan bahwa trastuzumab subkutan sangatlah membantu pasien maupun tenaga kesehatan dalam proses pengobatan.
Karena pemberian formula trastuzumab tidak perlu melakukan rawat inap terlebih dahulu, dan dalam pemberian traztuzumab subkutan tidak berpotensi menyebabkan bengkak atau luka.
Trastuzumab intravena memerlukan campuran cairan di farmasi dan perlu dicampur dalam cairan infus yang kemudian akan disuntikan pada pembuluh vena pasien. Namun pemberian trastuzumab subkutan diberikan melalui injeksi di paha bagian atas.
Sementara, menurutnya, pemberian trastuzumab intravena bisa menyebabkan ekstravasasi yaitu obat kanker yang keluar melalui luka.
Penggunaan trastuzumab subkutan tak meninggalkan sisa dosis untuk pengobatan berikutnya seperti trastuzumab intravena.
Meski begitu, pemberian obat ini tidak bisa dilakukan diluar rumah asakit, sebab setelah pemberian obat tersebut masih harus diobservasi, sebab efek sampingnya pada jantung.
Dokter Hematologi-Onkologi Medik Rumah Sakit Kanker Dharmais Dr dr Nugroho Prayogo, SpPD-KHOM mengatakan "dengan metode pemberian formula Trastuzumab Subkutan dapat menghemat waktu pelayanan perawat spesialis kanker dan farmasi rumah sakit. Dengan begitu ada peluang yang lebih baik, lebih hemat, lebih praktis, hemat waktu yang bermanfaat bagi pasien".
Dr Diah Ayu Puspandari Apt, M.Kes selaku Direktur Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada mengatakan bahwa
" pemberian trastuzumab subkutan bisa mengurangi waktu tunggu pasien tanpa berinteraksi dengan klinisi sebanyak 26 persen dan waktu penanganan oleh klinisi sebanyak 58 persen."
Tentang Trastuzumab
Trastuzumab adalah antibodi monoklonal yang dirancang untuk menargetkan dan menghentikan fungsi HER2, jenis protein yang diproduksi oleh gen tertentu dan memiliki potensi untuk menyebabkan kanker jika terekspresi berlebihan. Cara kerja trastuzumab yang unik mengaktivasi sistem kekebalan tubuh, menghentikan sinyal dari HER2, dan menghancurkan sel-sel tumor. Trastuzumab telah menunjukkan efikasi yang baik dalam pengobatan kanker payudara HER2-positif baik pada stadium dini maupun lanjut. Diberikan sebagai monoterapi ataupun dikombinasikan dengan kemoterapi standar, trastuzumab telah terbukti dapat meningkatkan kelangsungan hidup, tingkat respon dan kesembuhan dan juga mempertahankan kualitas hidup untuk perempuan dengan kanker payudara HER2-positif.
Trastuzumab dipasarkan oleh Genentech di Amerika Serikat, Chugai di Jepang, dan oleh
Roche secara internasional. Sejak 1998, trastuzumab telah digunakan untuk mengobati lebih
dari 1,2 juta orang dengan kanker payudara jenis HER2-positif di seluruh dunia.
Tentang Roche
Roche adalah perusahaan bioteknologi terkemuka yang didirikan pada tahun 1896, Roche memiliki pengobatan mutakhir di bidang onkologi, imunologi, penyakit menular, serta penyakit mata dan sistem saraf. Roche juga merupakan perusahaan terkemuka untuk diagnostik in-vitro, diagnostik kanker berbasis jaringan dan perintis dalam penatalaksanaan diabetes.
Kini Roche sedang dalam mengupayakan trastuzumab subkutan dapat masuk ke dalam formularium nasional agar bisa digunakan sebagai obat yang juga bisa digunakan pada peserta BPJS Kesehatan. Trastuzumab subkutan juga diklaim lebih murah dibandingkan trastuzumab intravena.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.roche.com
Kanker adalah penyakit yang paling menakutkan, selain kanker rahim yang sering ditemukan pada wanita, juga ada kanker payudara yang menjadi masalah di seluruh dunia. Di tahun 2013, sekitar 1,6 juta kasus baru didiagnosa di seluruh dunia dan lebih dari 500.000 perempuan meninggal karenanya.
Beruntung beberapa hari lalu pada tanggal 11 Juli 2018 saya menghadiri acara peluncurkan formulasi baru untuk pengobatan kanker payudara HER2 (Human Epidermal Growth Factor Receptor 2), oleh PT Roche Indonesia yang bertempat di Westin Hotel. Dari acara ini banyak sekali ilmu kesehatan tentang baru yang saya dapatkan, SADARI kanker Payudara.
Formulasi baru diluncurkan ini dinamakan Trastuzumab Subkutan dan formula ini telah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 23 Mei 2018, formulasi baru ini di klaim dapat menghemat waktu perawatan kanker Payudara HER2-Positif.
Dalam kasus kanker payudara, jika sel kanker hanya ditemukan di payudara dan dapat dioperasi, kanker tersebut tergolong dalam stadium dini. Sekitar 98% pasien dengan kanker payudara stadium dini akan bertahan hidup selama lima tahun jika diobati dengan baik.
Istilah kanker payudara stadium lanjut bisa digunakan untuk kanker payudara yang sudah pindah ke organ tubuh lain (metastasis) atau stadium lanjut secara lokal. Stadium lanjut secara lokal artinya sel kanker telah menyebar dari payudara ke daerah kulit atau dinding dada, tapi belum ke organ tubuh lain yang jauh. Kanker payudara metastatik terjadi saat sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti tulang, hati, paru-paru, dan otak. Penelitian menunjukkan bahwa secara statistik hanya satu dari empat orang terdiagnosa dengan kanker payudara stadium lanjut dapat bertahan hidup 5 tahun setelah terdiagnosa.
Trastuzumab, yang sebelumnya hanya tersedia dalam formulasi infus intravena, adalah obat yang telah digunakan untuk penatalaksanaan kanker payudara HER2-positif, yang diderita oleh sekitar 22,8% dari semua perempuan yang terdiagnosa dengan kanker payudara di Indonesia. Obat ini telah memberikan dampak dalam meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan menurunkan risiko kekambuhan untuk perempuan yang menderita tipe kanker payudara dini tertentu, serta memperbaiki kualitas dan panjangnya hidup perempuan yang menderita kanker payudara stadium lanjut.2,3,4
dr. Binay Swarup, Country Medical Director Roche Indonesia mengatakan, “Persetujuan atas
trastuzumab subkutan ini adalah berita yang sangat baik untuk pasien karena dengan formulasi ini, proses pemberian obat secara keseluruhan menjadi lebih cepat karena waktu pemberian obat yang jauh lebih singkat, menghemat sumber daya tenaga kesehatan, meningkatkan kapasitas penanganan pasien, dan menghemat biaya operasional rumah sakit.”
Formulasi subkutan memberikan kenyamanan lebih bagi pasien dan mengurangi biaya kesehatan secara keseluruhan dibandingkan dengan infus intravena (IV) standar.
Formulasi subkutan diberikan dalam 2 sampai 5 menit, sedangkan formulasi intravena standar memerlukan 30 sampai 90 menit.
Suster dari Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya Zr. Musrini S.ST, yang telah menjadi suster di bidang onkologi dan memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun menangani, membantu pasien kanker, mengatakan bahwa trastuzumab subkutan sangatlah membantu pasien maupun tenaga kesehatan dalam proses pengobatan.
Karena pemberian formula trastuzumab tidak perlu melakukan rawat inap terlebih dahulu, dan dalam pemberian traztuzumab subkutan tidak berpotensi menyebabkan bengkak atau luka.
Trastuzumab intravena memerlukan campuran cairan di farmasi dan perlu dicampur dalam cairan infus yang kemudian akan disuntikan pada pembuluh vena pasien. Namun pemberian trastuzumab subkutan diberikan melalui injeksi di paha bagian atas.
Sementara, menurutnya, pemberian trastuzumab intravena bisa menyebabkan ekstravasasi yaitu obat kanker yang keluar melalui luka.
Penggunaan trastuzumab subkutan tak meninggalkan sisa dosis untuk pengobatan berikutnya seperti trastuzumab intravena.
Meski begitu, pemberian obat ini tidak bisa dilakukan diluar rumah asakit, sebab setelah pemberian obat tersebut masih harus diobservasi, sebab efek sampingnya pada jantung.
Dokter Hematologi-Onkologi Medik Rumah Sakit Kanker Dharmais Dr dr Nugroho Prayogo, SpPD-KHOM mengatakan "dengan metode pemberian formula Trastuzumab Subkutan dapat menghemat waktu pelayanan perawat spesialis kanker dan farmasi rumah sakit. Dengan begitu ada peluang yang lebih baik, lebih hemat, lebih praktis, hemat waktu yang bermanfaat bagi pasien".
Dr Diah Ayu Puspandari Apt, M.Kes selaku Direktur Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada mengatakan bahwa
" pemberian trastuzumab subkutan bisa mengurangi waktu tunggu pasien tanpa berinteraksi dengan klinisi sebanyak 26 persen dan waktu penanganan oleh klinisi sebanyak 58 persen."
Tentang Trastuzumab
Trastuzumab adalah antibodi monoklonal yang dirancang untuk menargetkan dan menghentikan fungsi HER2, jenis protein yang diproduksi oleh gen tertentu dan memiliki potensi untuk menyebabkan kanker jika terekspresi berlebihan. Cara kerja trastuzumab yang unik mengaktivasi sistem kekebalan tubuh, menghentikan sinyal dari HER2, dan menghancurkan sel-sel tumor. Trastuzumab telah menunjukkan efikasi yang baik dalam pengobatan kanker payudara HER2-positif baik pada stadium dini maupun lanjut. Diberikan sebagai monoterapi ataupun dikombinasikan dengan kemoterapi standar, trastuzumab telah terbukti dapat meningkatkan kelangsungan hidup, tingkat respon dan kesembuhan dan juga mempertahankan kualitas hidup untuk perempuan dengan kanker payudara HER2-positif.
Trastuzumab dipasarkan oleh Genentech di Amerika Serikat, Chugai di Jepang, dan oleh
Roche secara internasional. Sejak 1998, trastuzumab telah digunakan untuk mengobati lebih
dari 1,2 juta orang dengan kanker payudara jenis HER2-positif di seluruh dunia.
Tentang Roche
Roche adalah perusahaan bioteknologi terkemuka yang didirikan pada tahun 1896, Roche memiliki pengobatan mutakhir di bidang onkologi, imunologi, penyakit menular, serta penyakit mata dan sistem saraf. Roche juga merupakan perusahaan terkemuka untuk diagnostik in-vitro, diagnostik kanker berbasis jaringan dan perintis dalam penatalaksanaan diabetes.
Kini Roche sedang dalam mengupayakan trastuzumab subkutan dapat masuk ke dalam formularium nasional agar bisa digunakan sebagai obat yang juga bisa digunakan pada peserta BPJS Kesehatan. Trastuzumab subkutan juga diklaim lebih murah dibandingkan trastuzumab intravena.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.roche.com
Komentar
Posting Komentar