Suatu Kepercayaan

Kepercayaan adalah mengakui atau meyakini akan kebenaran. Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan atau tidak langsung kepada manusia. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Kebenaran Kebenaran iatau benar amat penting bagi manusia. Dakam tingkah laku, ucaoan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan "jalan utama delapan ruang". Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahaanm dan ketidakpastian. Ajaran kebenaran itu juuga kita temui dalam agama-agama lain. jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar merupakan kunci kebahagiaan manusia.

Suatu kebenaran bisa dipandang dari sudut pandang dan metode yang berbeda. Misalnya dari sudut rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa sumber pengetahuan satu-satunya yang benar adalah rasio (akal budi). Empirisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa hanya pengalaman (lewat indra) merupakan sumber pengetahuan yang benar. Jadi, empirisme bertolak belakang dengan pandangan rasionalisme. Kedua pandangan tersebut melahirkan teori kebenaran, yaitu korespondensi (menurut rasionalisme) dan koherensi (menurut empirisme).


Teori Kebenaran Korespondensi
Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan.
Contoh:
  1. Jika seseorang mengatakan bahwa, “Kampus Pascasarjana Unsri berada di kota Palembang,” maka pernyataan tersebut adalah benar, sebab pernyataan itu dengan objek yang bersifat faktual yakni Palembang, memang kota di mana kampus Pascasarjana Unsri berada. Apabila ada orang lain yang menyatakan bahwa “Kampus Pascasarjana Unsri berada di kota Jambi,” maka pernyataan itu adalah tidak benar, sebab tidak terdapat objek yang benar dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini, maka secara faktual, “Kampus Pascasarjana Unsri bukan berada di kota Jambi, melainkan di Palembang.”
  2. Seseorang mengatakan, “Wah lagi hujan nih!”. Perkataan bisa jadi benar, jika perkataan itu berhubungan dengan realitasnya. Akan tetapi, terkadang maksud perkataan lebih kepada sindiran, godaan atau yang bersifat menyesatkan, sehingga secara semantik, pernyataan ini dapat menjadi benar atau salah

Teori Kebenaran Koherensi
Teori kebenaran koherensi disebut pula konsistensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah percepatan terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya, dan kecepatan dalam fisika.
Contoh:
  1. Semua manusia akan mati. Amron adalah seorang manusia. Amron pasti akan mati.
  2. Seluruh mahasiswa Pasca-Unsri mengikuti perkuliahan matrikulasi. Edy adalah mahasiswa Pasca-Unsri. Edy harus mengikuti kegiatan perkuliahan matrikulasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber pengetahuan diperoleh dari segala sesuatu di dalam kehidupan manusia yang kemudian ditangkap oleh kelima indra manusia. Karena sifatnya ditangkap, maka pengetahuan yang diperoleh manusia itu harus diinterpretasikan dengan akal budinya. Setelah diinterpretasikan, baru pengetahuan yang ditangkap itu menjadi pengetahuan bagi manusia tersebut. Dengan demikan, secara sederhana, dapat dipahami bahwa ada dua jenis pengetahuan. Yang pertama adalah pengetahuan yang berasal dari segala sesuatu yang dijumpai manusia dalam kehidupannya (belum diinterpretasikan). Yang kedua adalah pengetahuan yang merupakan hasil interpretasi manusia melalui kemampuan-kemampuan yang dimiliki manusia melalui kemampuan akal pikirannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3G ( Gold, Glory, Gospel )

Ketika Pria Meminta Bukti Cinta Dengan MAKING LOVE

Menghafal Tabel Periodik dengan Mudah