Solo Backpacker Ke Bandung Selatan

Kala hati dilanda kegalauan, menyendiri dan berfikir adalah solusinya, meski tak menyelesaikan tapi setidaknya mengurangi indikasi galau. Kata orang sendiri itu sepi, menyendiri itu sedih, hmm,,, kok kayaknya merana banget gitu ya? ahh gak juga sih.

Kali ini saya solo travelling ke daerah Bandung Selatan, cari tempat yang dingin biar hati adem.haha Asyiknya solo traveling itu bebas jalan-jalan kemana aja ketempat yang ku suka, bebas mengatur waktu, bebas melangkahkan kaki, hemat duit, bebas jadi anak ilang, bisa dekat sama warga sekitar, pokoknya bebas jadi diri sendiri. Solo travelling itu bukan berarti gak punya teman loh ya, justru asyiknya malah bisa nambah teman baru, berkenalan yang mungkin ia juga sedang bersolo travelling, atau kali aja dijalan menemukan jodoh  yang hilang, ehh nemu duit koinan dijalan maksudnya.haha

Kenapa harus ke Bandung? Alasanya karena tidak terlalu jauh dari Jakarta, bisa memanfaatkan weekend (Sabtu-Minggu), budget juga bisa seminim mungkin, kalau berwisata ke tempat yang jauh ya nanti saja ngumpulin nyali dan uang yang banyak dulu ya :D
Berbekal berbagai referensi info dari si mbah google, sukses mengantar kan aku travelling ke Bandung Selatan.

Dari rumah saya berangkat jam 5 pagi menuju stasiun cawang kemudian naik Commuterline menuju ke stasiun Gambir, dan melanjutkan perjalanan naik kereta ke stasiun Bandung,
Kasih senyuman manis buat kalian :D
Menikmati Keindahan Alam Kawah Putih
Destinasi pertama saya adalah kawah putih, sebenarnya untuk menuju kawah putih mudah sekali, setelah sampai di stasiun Bandung, dari depan stasiun saya naik mobil angkutan menuju terminal Leuwi Panjang, Biayanya Rp.10.000/orang.



Setelah sampai di Terminal Leuwi Panjang, saya melanjutkan perjalanan ke Terminal Ciwidey menggunakan angkot Elf, Biayanya Rp.15.000/orang (bisa ditawar, kadang Rp.10.000/orang).
Sebenarnya angkot Elf ini tidak diperbolehkan membawa penumpang dari pintu masuk langsung menuju ke kawah, namun banyak sopir angkot yang menyediakan jasa langsung sampai kawah dengan biaya yang agak lebih mahal dari harga normal. Baiknya kalau kalian berangkat dari terminal Ciwidey menggunakan angkot ini, kalian turun saja di gerbang depan, kemudian jalan sedikit ke loket dan kamu beli sendiri tiket masuknya, dijamin murah.

Setelah sampai di Terminal Ciwidey saya melanjutkan perjalanan ke Kawah Putih dengan menggunakan angkot berwarna kuning tua, angkot keren ini biasa disebut ontang anting, bentuk angkot ini memiliki bagian jendela dan pintu terbuka dari atas sampai bawah, membeli tiket ontang-anting sudah termasuk harga tiket masuk. harga tiket saat saya kesana sebesar Rp30.000,- /orang.
Naik ontang anting saya bisa menikmati udara yang sejuk dari alam, memanjakan mata melihat pepohonan hijau, perjalanan yang berliku ini sangat menyenangkan.
Sesampainya tempat tujuan, saya disambut dengan hujan deras, beruntung payung ditas selalu standby saat dibutuhkan, setelah hujan agak reda gak ketinggalan saya berfoto, untuk mengabadikan moment seru ini. Begini deh susahnya solo travelling itu gak ada yang bisa gantian buat fotoin, apalagi kondisi kayak gini gak memungkinkan juga pakai tripod, tapi kita gak boleh kehabisan akal dong yah, kan bisa tuh minta tolong mas dan mba sekitar untuk fotoin, Btw fotonya gak asik banget ya, keliatan gitu sendirinya daripada orang yang dibelakang. hahhaaha
Senyuman manis abaikan kedinginan
 Yeay akhirnya terlaksana juga tujuan pertama saya.
Meski habis hujan deras, suasananya tetap ramai oleh pengunjung.

Menikmati alam


 Disini saya tidak terlalu lama, menghindari bahaya asap belerang dari kawah.

Menikmati Berkemah di Rancaupas Ala Backpacker
Destinasi kedua adalah bumi perkemahan Ranca Upas, lokasinya tidak jauh dari kawah putih berjarak kurang lebih 15 menit berjalan kaki dari Kawah Putih.
Menurut saya Ranca Upas adalah lokasi yang harus disinggahi, karena bumi perkemahan ini merupakan hutan lindung dengan barbagai macam flora dan fauna. Meskipun banyak hotel dan penginapan murah disekitar sini, tapi pada akhirnya saya memutuskan untuk berkemah dirancaupas, agar bisa merasakan sensasi yang berbeda.
Untuk biaya masuknya tergolong murah cukup Rp. 10.000,- saja perorangnya. Karena saya tidak membawa persiapan berkemah jadi saya menyewanya perlengkapan langsung disana, jangan khawatir biayanya juga murah, untuk ukuran tenda 1-2 orang Rp.180.000,- ditambah biaya berkemah Rp. 10.000,-/malam, dan penyewaan sleeping bag Rp. 25.000,-/pcs, sudah murah begini masih saja saya mencoba tawar menawar, alhasil All in biaya yang saya keluarkan cukup Rp. 210.000,- saja untuk semuanya (tenda juga dibantu dipasangin), total biaya yang dikeluarkan untuk berkemah beda tipis dengan harga penginapan murah disekitar sini, hanya saja saya ingin hal yang baru, so berkemah lah.

Pas lagi musim hujan begini, rancaupas tuh dinginnnn banget, sleeping bag tentara saja rasa dinginya bisa tembus. Posisi tenda saya tidak jauh dari mesjid, kalau dihitung sekitar 30 langkah dari tenda, jadi kalau waktunya sholat bisa langsung kesana.

Tadaaaa... Ini tenda sewaan ku yang imut
Sendirian didalam tenda ngapain aja? Bisa merenung, baca buku, makan makanan yang dibawa, menulis di buku hal seru apa saja yang tadi dilewati, stop aktifitas main HP, selain bisa hemat batre dan kuota, belajar menahan diri untuk online.
Rencananya sih mau bikin api unggun, tapi hujan turun lagi sehingga saya cuma bisa didalam tenda saja.

Keesokan paginya biar badan bugar saya jogging berkeliling dulu sekalian cari sarapan, saat menemukan ada kolam renang panas itu rasanya saya mau nyebur saja, membayangkan keseruan didalam sana, berendam dikolam panas.
  Harga tiket masuknya juga murah, cukup Rp.15.000/orang
Murah sih, tapi ketika saya masuk ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan, air kolamnya tidak panas, hanya hanget kuku, air kolam pun tidak sebersih yang diharapkan karena banyak lumutnya, disekitaran kolam kurang bersih banyak sampah berserakan. Tidak sampai 10 menit main di kolam itu, saya langsung pergi membilas badan, tapi rasanya malah lebih betah dikamar mandi dari pada main di kolam, air dikamar mandi jauh lebih terasa panas dan bersih dari pada di kolam, so berlama-lama sedikitlah saya dikamar mandi.
Yeayy.. badan segar abis mandi air hangat 
Selesai main air, saya kembali ke tenda untuk bersiap berjelajah lagi tempat disekitarnya, dekat pemandian tadi ada penangkaran rusa, sejenak saya mampir tuk sekedar memandang dan mengabadikan diri, kali ini foto bisa pakai tripod ya.

Setelah asik berkeliling di rancaupas, sebenarnya kaki mau melanjutkan ke situ patenggang, tapi apalah daya cuaca kembali tak mendukung, hujan deras mengguyur rancaupas hingga sore hari. Karena waktu yang tidak mencukupi saya memutuskan untuk pulang ke jakarta saja.

Perjalanan pulang ke Jakarta naik angkotnya hampir sama seperti saat saya berangkat kesini, perbedaanya biaya angkot pulang terasa lebih murah.

Tips singkat dari saya semoga bermanfaat bagi kalian yang juga mau mencoba berkemah di rancaupas:
1. Bawa Tongsis dan Tripod, buat alat bantu kamu mengabadikan momen seru
2. Bawalah bekal makanan secukupnya dan yang pasti tidak hanya sekedar pengganjal perut, meskipun disana banyak penjual makanan, bekal itu penting.
3. Pakailah sendal gunung, karena sendal ini anti slip lapisan alasnyapun tidak licin, atau kalian bisa juga pakai sepatu boot.
4. Bawalah lampu sebagai penerangan dalam tenda, kalau saya pakai lampu led usb, tapi kalau kalian lupa membawanya dirancaupas juga menyewakan lampu patromax.
5. Bawalah 2 buah jaket, yang tipis dan yang agak tebal agar tidak kedinginan dimalam hari
6. Bawa pakaian ganti secukupnya, pastikan mencukupi selama perjalanan
7. Jangan lupa bawa matras, bukan hanya berguna untuk tidur tapi untuk sekedar lesehan di alam terbuka juga OK
8. Bawalah tenda sendiri, namun jika kalian tidak membawa tenda, jangan khawatir di rancaupas juga menyewakanya sehingga akan lebih praktis.
9. Sebelum deal harga lakukanlah negosiasi harga dengan baik.


Overall, pengalaman solo travelling saya berkemah di rancaupas ini cukup menyenangkan, saya rasa akan lebih seru lagi jika berkemah dengan keluarga, ajak anak-anak bermain dan belajar tentang alam, merekapun akan memiliki pengalaman menyenangkan tentang berkemah.
Oke guys,, sekian dulu sharring ku thanks for reading ya.

Komentar

  1. Seneng ya bisa sendirian jalan2... apalagi bisa kemah sendirian. Rasanya gimana ya? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Catcilku iya saya seneng jalan soalnya, mau sendiri atau rame-rame di bikin happy aja :)

      makasih sudah berkunjung ke blog ku ya.

      Hapus
  2. Aku pgn solo backpaker juga ke bandung, terimakasih buat inspirasinya, salam kenal

    BalasHapus
  3. Kalo di pikir2 mending sewa tenda ya,drpd ke hotel atau penginapan..

    BalasHapus
  4. Terima kasih infonya. Rencana awal bulan mau backpacker ke Bandung ni.

    BalasHapus
  5. Btewe aku juga pernah solo traveling. Mimin ditanyain orang orang ga? kenapa sendirian😅. Aku ditanyain kok sendiri. Selalu menjadi problema klo sendirian. Kyk sendirian itu ga rekomen bgt bagi org2

    BalasHapus
  6. Ni gue bgt waktu jalan ke ciwidey. Asik ditanyain mulu sm orang. Kok sendiri? Bla bla... Ada apa sih dgn solo traveling. Sampe ada org bule jln2 ke indo sendiri. Org bule say : kenapa kalian selalu bertanya kemana teman2 ku, kenapa sendirian? Itu normal bagi kami jalan sendiri. Setiap ak berkunjung kenapa hanya sendirian. Apakah warga indo selalu bertanya seperti itu😂😂. Bule nya ampe heran. Wkwkwkw

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

3G ( Gold, Glory, Gospel )

Ketika Pria Meminta Bukti Cinta Dengan MAKING LOVE

Menghafal Tabel Periodik dengan Mudah